Setiap pagi kita terbangun, mata kembali terbuka, jantung tetap berdetak, dan udara segar mengisi paru-paru. Nikmat ini begitu besar, tetapi sering kali kita lalui tanpa ucapan “Alhamdulillah”.
Pertanyaannya: Sudahkah kita benar-benar bersyukur?
Perintah Bersyukur dalam Al-Qur’an
Allah ﷻ berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’”
(QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini bukan hanya janji, tetapi juga peringatan. Syukur mendatangkan tambahan nikmat, sementara kufur nikmat mengundang azab.
Bersyukur Bukan Menunggu Sempurna
Dalam pandangan Islam, syukur bukan hanya mengucap “Alhamdulillah”, tapi juga hati yang mengakui nikmat, lisan yang memuji Allah, dan anggota tubuh yang menggunakannya untuk kebaikan.
Nabi ﷺ bersabda:
“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat kepada orang yang berada di atas kalian. Itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah kepada kalian.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Artinya, kebahagiaan lahir dari menghargai nikmat, bukan membandingkan diri dengan orang lain.
Kisah Inspiratif Sahabat Nabi: Abdullah bin Amr bin Ash
Dikisahkan, Abdullah bin Amr bin Ash رضي الله عنه adalah sahabat Nabi yang rajin beribadah. Ia sering berpuasa setiap hari dan shalat malam sepanjang waktu. Melihat hal itu, Rasulullah ﷺ menasihatinya agar tidak berlebihan dan tetap memberi hak kepada tubuhnya, keluarganya, dan tamunya.
Abdullah pun bertanya, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit.”
Dari kisah ini kita belajar bahwa bersyukur tidak selalu berarti melakukan sesuatu yang besar, tetapi menjaga ibadah dan kebaikan secara konsisten adalah bentuk syukur yang paling nyata. Menjalani hidup seimbang, menikmati nikmat dengan cara yang halal, dan tidak melupakan hak-hak yang lain adalah tanda kita menghargai pemberian Allah.
Bahaya Lupa Bersyukur
Lupa bersyukur membuat hati gersang. Kita sibuk menghitung kekurangan, padahal nikmat yang kita miliki jauh lebih banyak. Bahkan ujian hidup pun adalah nikmat terselubung, karena di dalamnya ada peluang pahala, pengampunan dosa, dan peningkatan derajat.
Cara Melatih Syukur dalam Islam
- Lisan – Sering mengucap Alhamdulillah dalam segala keadaan.
- Hati – Meyakini semua nikmat berasal dari Allah, bukan sekadar hasil usaha pribadi.
- Perbuatan – Menggunakan nikmat untuk taat, bukan maksiat.
- Mengingat yang kurang beruntung – Sebagaimana nasihat Rasulullah ﷺ.
Penutup
Bersyukur adalah kunci ketenangan hati dan jalan menuju bertambahnya nikmat. Jangan tunggu semua sempurna untuk bersyukur, karena justru rasa syukur yang akan menyempurnakan hidup kita.
Hari ini, sebelum tidur, cobalah renungkan: Nikmat apa saja yang Allah beri kepadaku hari ini? Dan ucapkan dengan tulus, “Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.”













